HIJAB ITU
untuk ISTRI-ISTRI NABI, JILBAB UNTUK
MUSLIMAT SECARA UMUM
Hijab adalah penghalang diri/menutup diri agar tidak
terlihat oleh orang lain, sedangkan jilbab cara berpakaian yang menutupi badan kecuali wajah dan telapak tangan sampai
pergelangan.
Ø Dalil-dalil tentang hijab di antaranya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ
إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَكِنْ
إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا
مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ إِنَّ ذَالِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ
فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ وَإِذَا
سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَالِكُمْ
أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ
اللَّهِ وَلَا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًا إِنَّ ذَلِكُمْ
كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا (٥٣)
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah- rumah Nabi kecuali
bila kalian diizinkan untuk Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak
(makanannya) , tetapi jika kalian diundang Maka masuklah dan bila kalian
selesai makan, keluarlah kalian tanpa asyik memperpanjang percakapan.
Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu
(untuk menyuruh kamu keluar), sedangkan Allah tidak malu (menerangkan) yang
benar. apabila kalian meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri
Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci
bagi hatimu dan hati mereka. dan tidak boleh kalian menyakiti (hati) Rasulullah
dan tidak (pula) menikahi isteri- isterinya selama-lamanya sesudah beliau
wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar
(dosanya) di sisi Allah. QS Al Ahzab: 53
عَنْ عَائِشَةَ
أَنَّ أَزْوَاجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنَّ
يَخْرُجْنَ بِاللَّيْلِ إِذَا تَبَرَّزْنَ إِلَى الْمَنَاصِعِ وَهُوَ صَعِيدٌ
أَفْيَحُ فَكَانَ عُمَرُ يَقُولُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
احْجُبْ نِسَاءَكَ فَلَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَفْعَلُ فَخَرَجَتْ سَوْدَةُ بِنْتُ زَمْعَةَ زَوْجُ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً مِنْ اللَّيَالِي عِشَاءً وَكَانَتْ
امْرَأَةً طَوِيلَةً فَنَادَاهَا عُمَرُ أَلَا قَدْ عَرَفْنَاكِ يَا سَوْدَةُ
حِرْصًا عَلَى أَنْ يَنْزِلَ الْحِجَابُ فَأَنْزَلَ
اللَّهُ آيَةَ الْحِجَابِ
Dari 'Aisyah, bahwa sesungguhnya isteri-isteri Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam ingin buang hajat, mereka keluar pada waktu malam untuk buang hajat yang berupa
tanah lapang. Lalu
Umar berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Perintahkanlah Hijab isteri-isterimu." Namun Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam tidak melakukannya. Lalu pada suatu malam waktu
Isya` Saudah binti Zam'ah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, keluar
(untuk buang hajat). Dan Saudah adalah seorang wanita yang berpostur tinggi.
'Umar lalu berseru kepadanya, "Sungguh kami telah mengenalmu wahai Saudah!
' Umar mengucapkan
demikian karena sangat antusias agar ayat hijab diturunkan. Maka Allah kemudian
menurunkan ayat hijab."
HR
Bukhari 1:254 No 143.
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ اتَّخَذْتَ مَقَامَ إِبْرَاهِيمَ
مُصَلًّى وَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ يَدْخُلُ عَلَيْكَ الْبَرُّ وَالْفَاجِرُ
فَلَوْ أَمَرْتَ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ بِالْحِجَابِ فَأَنْزَلَ
اللَّهُ آيَةَ الْحِجَابِ
Aku
(Umar bin Khothob) berkata, Wahai Rasulullah, alangkah baiknya maqom Ibrohim
engkau jadikan tempat sholat, dan aku berkata Ya Rasulullah! Orang baik dan
orang fajir masuk ke rumahmu, alangkah baiknya engkau perintahkan ibu-ibu orang
beriman (istri-istrimu) untuk berhijab, maka Allah menurunkan ayat tentang
hijab. Fathul Baari 8:527
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ كُنْتُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِنْدَهُ مَيْمُونَةُ فَأَقْبَلَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ وَذَلِكَ بَعْدَ أَنْ أُمِرْنَا بِالْحِجَابِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ احْتَجِبَا مِنْهُ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَيْسَ أَعْمَى لَا يُبْصِرُنَا وَلَا يَعْرِفُنَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفَعَمْيَاوَانِ أَنْتُمَا أَلَسْتُمَا تُبْصِرَانِهِ قَالَ أَبُو دَاوُد هَذَا لِأَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَاصَّةً أَلَا تَرَى إِلَى اعْتِدَادِ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ عِنْدَ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ قَدْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِفَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ اعْتَدِّي عِنْدَ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ فَإِنَّهُ رَجُلٌ أَعْمَى تَضَعِينَ ثِيَابَكِ عِنْدَهُ
Dari Ummu Salamah ia
berkata, "aku
berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika Maimunah sedang
bersamanya. Lalu datanglah
Ibnu Ummi Maktum waktu itu kami sudah diperintahkan untuk hijab . Maka Nabi shallallahu
'alaihi wasallam pun bersabda: "Berhijablah kalian berdua darinya."
Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, bukankah ia buta sehingga tidak bisa
melihat dan mengetahui kami?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam balik
bertanya: "Apakah kalian berdua buta? Bukankah kalian berdua dapat melihat
dia?" Abu Dawud berkata, "Ini hanya khusus untuk isteri-isteri Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, tidakkah engkau lihat bagaimana Fatimah binti
Qais di sisi Ibnu Ummi Maktum! Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkata
kepada Fatimah binti Qais, 'Bukalah hijabmu di sisi Ibnu Ummi Maktum, sebab ia
adalah seorang laki-laki buta, maka tidak mengapa engkau letakkan pakaianmu di
sisinya." HR Abu Daud 11:153 No 3585.
Ø
Dalil-dalil tentang Jilbab, di antaranya:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ
يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (٥۹)
Hai
Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, sehingga mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. QS Al Ahzab : 59
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ
يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ
زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى
جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ
آَبَائِهِنَّ أَوْ آَبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ
بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي
أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ
التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ
الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ
بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى
اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١)
Katakanlah
kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kehormatannya,
dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya (aurat) , kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan
janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera
suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki
yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kalian kepada
Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung. QS An Nuur : 31
kalimat
إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ,
Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan Aisyah berkata: Wajah dan telapak tangan, lihat Al
Baihaqi 2:226. Pernyataan para sahabat ini sesuai dengan hadits-hadits berikut:
عن عائشة : أن أسماء بنت
أبي بكر دخلت على النبي صلى الله عليه وسلم وعليها ثياب رقاق ، فأعرض عنها وقال «
يا أسماء إن المرأة إذا بلغت المحيض لم يصلح أن يُرى منها إلا هذا ، وأشار إلى
وجهه وكفه » .وأخرج أبو داود في مراسيله عن قتادة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال
« إن الجارية إذا
حاضت لم يصلح أن يرى منها إلا وجهها ويداها إلى المفصل » والله أعلم .
Dari
Aisyah ra, sesungguhnya Asma binti Abi Bakar masuk ke rumah Nabi saw, memakai
pakaian tipis lalu Rasulullah memalingkan pandangan darinya, lalu beliau
bersabda : wahai Asma sesungguhnya apabila sudah haid, tidak layak untuk
terlihat darinya kecuali ini, beliau berisyarat pada wajah dan telapak
tangannya. Abu Daud meriwayatkan dalam maroshilnya dari Qotadah bahwa Nabi
bersabda : sesungguhnya seorang wanita apabila sudah baligh tidak boleh
terlihat darinya kecuali wajah dan tangannya sampai pergelangan.
HR
Abu Daud 2:383, Aunul Ma’bud 11:161, Ibnu Mardawaihi, Al Baihaqi 2:226, Durul
Mantsur 7:286.
Hadits ini, diperkuat oleh hadits-hadits
lain, di antaranya :
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ
أَنَّ امْرَأَةً جَاءَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ جِئْتُ
لِأَهَبَ لَكَ نَفْسِي فَنَظَرَ إِلَيْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَعَّدَ النَّظَرَ إِلَيْهَا وَصَوَّبَهُ ثُمَّ طَأْطَأَ
رَأْسَهُ فَلَمَّا رَأَتْ الْمَرْأَةُ أَنَّهُ لَمْ يَقْضِ فِيهَا شَيْئًا
جَلَسَتْ
Dari Sahl bin Sa'd bahwasanya, ada seorang wanita mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
berkata, "Wahai Rasulullah, aku datang untuk menyerahkan diriku padamu (ingin dinikahi)." Lalu Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pun memandangi wanita dari atas hingga ke bawah lalu beliau menunduk
(tidakberminat). Dan ketika wanita itu melihat, bahwa beliau belum memberikan keputusan akan dirinya,
ia pun duduk. HR Bukhari 15:443 No 4642.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ قَالَ شَهِدْتُ
مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ يَوْمَ
الْعِيدِ فَبَدَأَ بِالصَّلَاةِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلَا
إِقَامَةٍ ثُمَّ قَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى بِلَالٍ فَأَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ
وَحَثَّ عَلَى طَاعَتِهِ وَوَعَظَ النَّاسَ وَذَكَّرَهُمْ ثُمَّ مَضَى حَتَّى
أَتَى النِّسَاءَ فَوَعَظَهُنَّ وَذَكَّرَهُنَّ فَقَالَ تَصَدَّقْنَ فَإِنَّ أَكْثَرَكُنَّ حَطَبُ جَهَنَّمَ فَقَامَتْ امْرَأَةٌ مِنْ
سِطَةِ النِّسَاءِ سَفْعَاءُ الْخَدَّيْنِ فَقَالَتْ لِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
قَالَ لِأَنَّكُنَّ تُكْثِرْنَ الشَّكَاةَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ
Dari Jabir bin Abdullah ia berkata; aku telah mengikuti shalat hari raya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam. Beliau memulainya dengan shalat sebelum menyampaikan khutbah, tanpa disertai adzan dan
Iqamah. Setelah itu beliau berdiri sambil bersandar pada tangan Bilal. Kemudian beliau memerintahkan
untuk selalu bertakwa kepada Allah, dan memberikan anjuran untuk selalu mentaati-Nya. Beliau juga
memberikan nasehat kepada manusia dan mengingatkan mereka. Setelah itu, beliau berlalu hingga
sampai di tempat kaum wanita. Beliau pun memberikan nasehat dan peringatan kepada mereka.
Beliau bersabda: "Bersedekahlah kalian, karena kebanyakan kalian akan menjadi bahan bakar neraka
jahannam." Maka berdirilah seorang wanita terbaik di antara mereka dengan wajah pucat seraya bertanya,
"Kenapa ya Rasulullah?" beliau menjawab: "Karena kalian lebih banyak mengadu (mengeluh) dan
mengingkari kelebihan dan kebaikan suami."HR Muslim 4:398 No 1467
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ كَانَ
الْفَضْلُ بْنُ عَبَّاسٍ رَدِيفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَجَاءَتْهُ امْرَأَةٌ مِنْ خَثْعَمَ تَسْتَفْتِيهِ فَجَعَلَ الْفَضْلُ
يَنْظُرُ إِلَيْهَا وَتَنْظُرُ إِلَيْهِ فَجَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْرِفُ وَجْهَ
الْفَضْلِ إِلَى الشِّقِّ الْآخَرِ
Dari Abdullah bin Abbas
bahwa ia berkata; Fadl bin Abbas pernah membonceng di belakang Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba seorang wanita dari Khats'am meminta
fatwa kepada beliau. Fadll menengok kepada perempuan itu dan perempuan itu pun
menengok Fadll. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memalingkan wajah
Fadll ke arah lain HR
Muslim 7:35 No 2375
Dengan demikian, syari’at hijab itu tidak
berlaku secara umum karena Nabi saw tidak memerintahkan selain kepada
istri-istrinya.