Menjadi Hina Karena tidak di atas Fithrah
بسم الله الرحمن الرحيم . هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ
شَيْئًا مَذْكُورًا (۱) إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ
نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا (۲) إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ
إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا (۳)
Bukankah
telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum
merupakan sesuatu yang dapat disebut? Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan
perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan
ada pula yang kufur. QS Al Insaan : 1-3
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي
فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ
الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (۳۰)
Maka
hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. QS Ar Rum : 30
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ قَالَ وَمَا
إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ قَالَ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لَا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي
وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ
عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُوا
عَلَيَّ حَوْضِي وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى
ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي يَا
كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ
وَالصَّلَاةُ قُرْبَانٌ أَوْ قَالَ بُرْهَانٌ يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ النَّارُ أَوْلَى بِهِ يَا
كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ النَّاسُ غَادِيَانِ فَمُبْتَاعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا
وَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُوبِقُهَا
Dari Jabir bin Abdullah Sesungguhnya Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ka'b bin' Ujroh, "Semoga
Allah melindungimu dari pemerintahan orang-orang yang bodoh", (Ka'b bin
'Ujroh Radliyallahu'anhu) bertanya, apa itu kepemerintahan orang bodoh?
(Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: "Yaitu para pemimpin
negara sesudahku yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula berjalan dengan
sunnahku, barangsiapa yang membenarkan mereka dengan kebohongan mereka serta
menolong mereka atas kedholiman mereka maka mereka itu (yang
menolong)
bukanlah golonganku, dan aku juga bukan termasuk golongannya, mereka tidak akan
mendatangi aku
di telagaku, barang siapa yang tidak membenarkan mereka atas kebohongan mereka,
serta tidak menolong mereka atas kedholiman mereka maka mereka adalah
golonganku dan aku juga golongan mereka serta mereka akan mendatangiku di
telagaku. Wahai Ka'b bin 'Ujroh shoum
adalah perisai, sedekah itu penghapus dosa
dan sholat adalah Qurbaan (upaya mendekatkan diri kepada Allah) atau penerang. Wahai Ka'b bin Ujroh sesungguhnya
tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, dan neraka adalah paling tepat
untuknya, Wahai Ka'b bin 'Ujroh setiap manusia
itu di pagi hari dalam dua keadaan; yaitu ada yang menjual dirinya kemudian ia membebaskannya (menyelamatkannya)
dan ada yang
menjual dirinya kemudian menghinakan dirinya (berbuat
dosa) . HR Ahmad 28:468 No 13919
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى
الْفِطْرَةِ حَتَّى يُعْرِبَ عَنْهُ لِسَانُهُ فَإِذَا
أَعْرَبَ عَنْهُ لِسَانُهُ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
Dari Jabir bin Abdullah berkata; Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fithrah (Islam), sebelum lisannya merubahnya (mengungkapkannya), jika lisannya telah mengung
kapkannya, maka dia bisa menjadi orang yang bersyukur (muslim) atau bisa juga menjadi orang yang kufur".
HR Ahmad 29:326 No 14277
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kami hanya menjawab KOMENTAR yang menuju PERBAIKAN