APAKAH SETIAP ROKAAT MEMBACA TA’AWUDZ?
Dasar diperintahkannya membaca Ta’awudz
ketika mau membaca Al Qur’an baik di dalam sholat atau di luar sholat, adalah
surat An Nahl :98 sebagaimana FirmanNya:
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (۹۸)
Apabila kamu akan membaca Al Quran hendaklah
kamu meminta perlindungan kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk. QS An Nahl :98
Lafadz Ta’awudz yang Nabi Saw contohkan:
عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ قَبْلَ الْقِرَاءَةِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
Dari Nabi SAW
sesungguhnya ia membaca A’udzubillahi minasy syaithanir rajim sebelum
membaca (ayat).
HR Ibnu Mundzir ,
Nailul Author 2 : 200 No 684. Mushanaf Abdur Razaq
2:86
عَنْ أَبِى
سَعِيْدٍ اَلْخُدْرِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ
إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ إِسْتَفْتَحَ ثُمَّ يَقُوْلُ : أَعُوْذُ بِا للهِ السَّمِيْعِ
اْلعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ
Dari Abi Said Al
Khudri dari Nabi SAW sesungguhnya Beliau apabila berdiri sholat membaca iftitah
lalu membaca (Ta’awudz) : Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui dari Syetan yang terkutuk
dari bisikannya, kesombongannya dan dari sihirnya.
HR Ahmad, At Tirmidzi 1:276, Tuhfatul Ahwadi 2:55 No 242.
Kemudian dimanakah dan kapan Ta’awudz itu dibaca? Benarkah pada setiap
Rokaat membaca Ta’awudz ?
Untuk masalah
ini, perlu kita kaji dan teliti hadits-hadits dan riwayat-riwayat dari Nabi SAW
.Ternyata kita dapati riwayat-riwayat yang shohih bahwa ta’awudz di dalam
sholat adanya di rokaat pertama saja setelah bacaan iftitah dengan dalil-dalil
sebagai berikut:
قَالَ اْلأَسْوَدُ : رَاَيْتُ عُمَرَ حِيْنَ يَفْتَتِحُ
الصَّلاَةَ يَقُوْلُ : سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ
وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ ثُمَّ يَتَّعَوَّذُ
Al Aswad berkata
: Aku mengetahui Umar memulai sholat membaca : Maha Suci Engkau Ya Allah, dan
dengan MemujiMu, Maha Berkah NamaMu, Maha Tinggi KemuliaanMu, tidak ada Tuhan
selainMu, lalu Umar membaca Ta’awudz. HR
Ad-Daruquthni No 1138, Nailul Authar 2 : 200, Muslim 2:362 No 606,Abu
Daud 2:428
No 659.
Kalimat ثُمَّ
يَتَّعَوَّذُ
(kemudian membaca Ta’awudz)menunjukkan lit-tartib (tertibnya urutan)yakni
membaca Ta’awudz setelah iftitah. Bacaan iftitah Umar ini pernah dikeraskan
untuk tujuan pembelajaran dan pemberitahuan akan adanya bacaan iftitah tersebut
sebagai salah satu pilihan dari iftitah-iftitah yang Nabi contohkan.Kemudian
lebih jelas lagi bahwa Ta’awudz itu hanya di rokaat pertama saja diterangkan
dalam shohih Muslim berikut ini:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا نَهَضَ مِنَ الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ إِسْتَفْتَحَ الْقِرَاءَةَ بِالْحَمْدُ
للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَلَمْ يَسْكُتْ .
Dari Abu Hurairoh
berkata: Rasulullah SAW apabila berdiri pada rokaat ke dua ia memulai bacaannya
(langsung) dengan surat Al Hamdulillahi Robbil A’lamin, Beliau tidak diam dulu.
HR Muslim 1:268 No 148 dan 599, Syarah Shohih Muslim 5:99 No 1355, Nailul
Authar 2:287 No 7656, Nashbur Royah 1:399
Kalimat وَلَمْ يَسْكُت menunjukkan bahwa Nabi
SAW,untuk memulai rokaat ke dua langsung membaca Al Fatihah tidak baca
Ta’awudz.
Imam As Syaukani
dalam kitabnya Nailul Authar 2:287, sesudah mencantumkan hadits Muslim
tersebut, Beliau menjelaskan:
وَالْحَدِيْثُ يَدُلُّ عَلَى عَدَمِ مَشْرُوْعِيَّةِ
السَّكْتَةِ قَبْلَ الْقِرَاءَةِ فِى الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ وَكَذَالِكَ عَدَمُ
مَشْرُوْعِيَّةِ التَّعَوُّذِ فِيْهَا وَحُكْمُ مَابَعْدَهَا مِنَ الرَّكَعَاتِ
حُكْمُهَا.
Hadits tersebut
menunjukkan tidak disyariatkannya saktah (diam dulu) sebelum membaca (Al
Fatihah) di rokaat ke dua,demikian juga tidak di syariatkan ta’awudz padanya,
dan ketetapan aturan rokaat-rokaat sesudah rokaat ke dua sama dengan rokaat
yang ke dua (tidak membaca Ta’awudz). Nailul
Authar 2:287
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kami hanya menjawab KOMENTAR yang menuju PERBAIKAN