PEMUDA PERSATUAN ISLAM HARJAMUKTI

بسم الله الر حمن الر حيم
! انا مسلم قبل كل شيئ
AHLAN WA SAHLAN, IKHWATU IMAN

SEMOGA KITA SEMUA DALAM RAHMAT DAN LINDUNGAN ALLAH AZZA WAJALLA


Minggu, 22 Juli 2012

ROKAAT DAN KAIFIYYAT SHALAT MALAM NABI SAW

ROKAAT DAN KAIFIYYAT SHALAT MALAM NABI SAW

Ada beberapa macam kaifiyyat shalat malam Nabi saw yang menjadi pilihan buat kita, bila kita simpulkan pelaksanannya ada 2 cara:

Yang Pertama : setiap dua raka’at salam, hal ini berdasarkan hadits :
صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنًى مَثْنًى shalat malam itu dua raka’at-dua raka’at
HR Muslim 1 : 333 No 749 dari Ibnu Umar.

Pelaksanaan hadits tersebut diterangkan dengan tiga cara yaitu :

1. 13 Rokaat dengan 2+2+2+2+2+2+1, Sebagaimana Hadits Ibnu Abbas:

أَنْ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ بَاتَ عِنْدَ مَيْمُوْنَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ خَالَتُهُ...فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ( قَالَ اْلقَعْنَبِيُّ) : سِتَّ مَرَّاتِ ثُمَّ أَوْتَرَ ثُمَّ اضْطَجَعَ حَتَّى جَاءَهُ اْلمُؤَذِّنُ فَقَامَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ خَفِيْفَتَيْنِ ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الصُّبْحَ.
Sesungguhnya Abdullah Bin Abbas mengabarkan pada Kuraib bahwa dia menginap di bibinya, yakni Maimunah istri Nabi SAW , (Ibnu Abbas menturkan). Nabi SAW Sholat 2 rokaat, 2 rokaat, 2 rokaat, 2 rokaat, 2 rokaat, 2 rokaat (Alqo’nabi berkata) 2 rokaat sebanyak 6x kemudian witir 1 rokaat lalu tidur sampai muadzin datang membangunkan, kemudian Nabi SAW Sholat 2 rokaat khofifatain ( qobliyah Subuh) kemudian keluar lalu sholat Subuh.
HR Al Muwatho’, Imam Malik 1:76 No 261 Muslim 1 : 344 No 765, Al Fathur Robani 4 : 250-251 No 1020.

2. 11 Rokaat dengan 2+2+2+2+2+1, Sebagaimana Hadits Aisyah:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى فِيْمَا أَنْ يَفْرَغَ مِنْ صَلاَةِ اْلعِشَاءِ إِلَى أَنْ يَنْصَدِعَ اْلفَجْرُ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلَّمُ مِنْ كُلِّ اثْنَتَيْنِ وَيُوْتِرُ بِوَاحِدَةٍ.
Dari Aisyah berkata : Rosululloh sholat malam pada waktu sesudah sholat Isya sampai dekat waktu subuh 11 rokaat Beliau salam setiap dua rokaat dan berwitir dengan 1 rokaat.
HR Abu Daud 2:39 No 1336, Al Muatha’ 1:75 No 258 Ibnu Majah 1: 427 No 1358, Al Fathur Robani 4:267 No 1027.

3. 11 Rokaat dengan 2+2+2+5, Sebagaimana Hadits Aisyah :

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى مِنَ اللَّيْلِ...يُصَلِّى سِتًّا مَثْنًى مَثْنًى وَيُوْتِرُ بِخَمْسٍ لاَ يَقْعُدُ بَينَهُنَّ إِلاَّ فِى آخِرِهِنَّ.
Dari Aisyah berkata: Rosulullah SAW sholat malam...beliau sholat 6 rokaat dengan cara 2 rokaat, 2 rokaat kemudian witir 5 rokaat tidak duduk di 5 rokaat itu melainkan di rokaat yang terakhir.
HR Abu Daud 2:45 No 1359, Aunul Ma’bud 3:144 No 1356 Nailul Author 3: 44 No 925

Hadits yang semakna dengan riwayat di atas ada dalam shohih Muslim masih dari Aisyah

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى مِنَ اللَّيْلِ...يُوْتِرُ مِنْهَا بِخَمْسٍ لاَيَجْلِسُ فِى شَيْءٍ مِنَ اْلخَمْسِ حَتَّى يَجْلِسَ فِى اْلأَخِرَةِ فَيُسَلِّمُ.

Dari Aisyah berkata : Rosulullah SAW sholat malam....Beliau berwitir dengan 5 rokaat, tidak duduk dari 5 rokaat itukecuali di rokaat terakhir lalu salam. HR Muslim 1 : 328 No 737 , Abu Daud 2 : 39 No 133

Yang Ke dua, ada sekitar enam cara selain Matsna-matsna, diantaranya:

4. 11 Rokaat dengan 8 + 2 + 1, Sebagaimana Hadits Aisyah :

( عَنْ عاَئِشَةَ )...يُصَلِّى ثَمَانَ رَكْعَاتٍ لاَيَجْلِسُ فِيْهِنَّ إِلاَّ عِنْدَ الثَامِنَةِ فَيَجْلِسُ فَيَذْكُرُ الله َ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ يَدْعُوْ ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيْمًا يُسْمِعُنَا ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ بَعْدَ مَا يُسَلِّمُ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَةً فَتِلْكَ إِحْدَى عَشَرَةَ رَكْعَةً يَابُنَيَّ
Dari Aisyah : Nabi SAW sholat malam 8 rokaat, Beliau tidak duduk melainkan pada rokaat ke 8 saja,ia dzikir kepada Allah , kemudian berdoa (membaca Tasyahud ) kemudian salam yang ia perdengarkan pada kami kemudian sholat 2 rokaat sambil duduk, sesudah salam Beliau sholat 1 rokaat. Yang demikian itu 11 rokaat wahai anakku.
HR Abu Daud 2 : 41 No 1343, Al Fathur Robani 4 : 261 No 1031

5. 11 Rokaat dengan 9 + 2, Sebagaimana Hadits Aisyah :

...وَيُصَلِّى تِسْعَ رَكَعَاتٍ لاَيَجْلِسُ فِيْهَا إِلاَّ فِى الثَّمِنَةِ فَيَذْكُرُ الله َ وَيَحْمَدُهُ وَيَدْعُوْهُ ثُمَّ يَنْهَضُ وَلاَ يُسَلِّمُ ثُمَّ يَقُوْمُ فَيُصَلِّى التَّاسِعَةَ ثُمَّ يَقْعُدُ فَيَذْكُرُ الله َ وَيَحْمَدُهُ وَيَدْعُوْهُ ثُمّ يُسَلِّمُ تَسْلِيْمًا يُسْمِعُنَا ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَعْدَمَا يُسَلِّمُ وَهُوَ قَاعِدٌ فَتِلْكَ إِحْدَى عَشَرَةَ رَكْعَةً يَابُنَيَّ.
Nabi SAW sholat malam 9 rokaat, tidak duduk melainkan di rokaat 8 lalu dzikir kepada Allah, memuji dan berdoa ( membaca tasyahud ) kemudian bangkit berdiri tidak salam, kemudian sholat ke rokaat yang ke 9 kemudian duduk tasyahud lalu salam yang Beliau perdengarkan pada kami kemudian sholat 2 rokaat sesudah salam sambil duduk, yang demikian itu 11 rokaat wahai anakku. HR Muslim 1 : 332 No 746 Nailul Author 3 : 45 No 926

6. 11 Rokaat dengan 8 + 3, berdasarkan hadits Ibnu Umar dan Ibnu Abbas ra

عَنْ عَامِرٍ الشَعِبِيُّ قَالَ سَأَلْتُ عَبْدَاللهِ بْنَ عَبَّاسٍ وَ عَبْدَاللهِ بْنَ عُمَرَ عَنْ صَلاَةِ رَسُوْلِ اللهِ بِاللَّيْلِ...مِنْهَا ثَمَانٍ وَيُوْتِرُ بِثَلاَثٍ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الفَجْرِ
Dari Amir As Syaibii berkata : Aku bertanya kepada Abdullah Bin Abas dan Abdullah Bin Umar tentang sholat malam Rosulullah SAW ,...mereka menjawab : 8 rokaat dan berwitir dengan 3 rokaat dan 2 rokaat sesudah masuk wakt Subuh ( Qobliyah Subuh ). HR Ibnu Majah 1 : 328 No 1361

...عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى مِنَ اللَّيْلِ ثَمَانَ رَكَعَاتٍ وَيُوْتِرُ بِثَلاَثٍ وَيُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الفَجْرِ
...Dari Ibnu Abas : Rosulullah SAW sholat malam 8 rokaat dan witir dengan 3 rokaat serta sholat 2 rokaat sebelum sholat subuh ( Qobliyah Subuh ). HR An Nasai 3 : 236 No 1703 Ibnu Majah 1 : 328 No 1461.

7. 11 Rokaat dengan 8 + 1 +2, berdasarkan hadits Aisyah ra

عَنْ أَبِى سَلَمَةَ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ صَلاَةِ رَسُوْلِ اللهِ فَقَالَتْ كَانَ...يُصَلِّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوْتِرُ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ ثُمَّ يُصَلِّى رَكَعَتَيْنِ بَيْنَ النِدَاءِ وَاْلإِقَامَةِ مِنْ صَلاَةِ الصُّبْحِ

Dari Abu Salamah Berkata: Aku bertanya pada Aisyah tentang sholat Rosulullah SAW lalu Aisyah menjawab : Nabi Sholat 8 Rokaat kemudian witir kemudian sholat 2 rokaat sambil duduk bila mau ruku’, Nabi berdiri lalu ruku’ kemudian sholat 2 rokaat ( Qobliyah Subuh ) di antara Adzan dan Qomat dari Sholat Subuh.
HR Muslim 1:329 No 739, Syarah Shohih Muslim 6: 261 No 172.

Kaifiyat sholat dari hadits tersebut diterangkan dengan hadits berikut :

عَنْ أَبِى سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ نَبِيَّ اللهِ كَانَ يُصَلِّى مِنَ اللَّيْلِ ...وَكَانَ يُصَلِّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ وَيُوْتِرُ بِرَكْعَةٍ ثُمَّ يُصَلِّى ( قَالَ مُسْلِمٌ ) بَعْدَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ قَاعِدٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ وَيُصَلِّى بَيْنَ أَذَانَ الْفَجْرِ واْلإِقَامَةِ رَكْعَتَيْنِ

Dari Abu Salamah dari Aisyah sesunguhnya Nabi Allah sholat malam..., Beliau sholat 8 rokaat dan berwitir dengan 1 rokaat kemudian sesudah witir, sholat 2 rokaat sambil duduk, bila mau ruku’ Beliau berdiri lalu ruku’ dan Nabi sholat antara Adzan dan Qomat Subuh dengan 2 rokaat (Qobliyah Subuh). HR Abu Daud 2 : 39 No 139

8. 9 Rokaat dengan 7 + 2, sebagaimana hadits Aisyah ra

( عَنْ عَائِشَةَ ) ... فَلَمَّ أَسَنَّ وَأَخَذَ اللَّحْمُ أَوْتَرَ بِسَبْعِ رَكَعَاتٍ لَمْ يَجْلِسْ إِلاَّ فِى السَّادِسَةِ وَالسّاَبِعَةِ وَلَمْ يُسَلِّمْ إِلاَّ فَى السَّابِعَةِ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ فَتِلْكَ هِيَ تِسْعُ رَكَعَاتٍ يَابُنَيَّ.
Dari Aisyah... tatkala Nabi SAW sudah semakin tua dan gemuk Beliau berwitir dengan 7 rokaat, tidak duduk melainkan di rokaat yang ke 6 dan 7 dan tidak salam melainkan di rokaat yang ke 7 kemudian sholat 2 rokaat sambil duduk, maka yang demikian itu 9 rokaat wahai anakku.

HR An-Nasai 3 : 241 No 1717, Abu Daud 2 : 41 No 1342 dan 2 : 43 No 135, Aunul Ma’bud 3 : 135 No 1339.

Catatan : Tahajud dengan 7 + 2 ini bisa diamalkan karena kondisi.

9. 11 Rokaat dengan 4 + 4 + 3, sebagaimana Hadits Aisyah ra

عَنْ أَبِى سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمنِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى رَمَضَانَ ؟ فَقَالَتْ : مَاكَانَ رسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيْذُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ فِى غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَهُ رَكْعَةً يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَتَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُوْلِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَتَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُوْلِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثًا.
Dari Abu Salamah Bin Abdur Rahman Sesungguhnya ia bertanya pada Aisyah istri Nabi SAW bagaimanakah cara sholat Rosulullah SAW di Bulan Romadhan ? Aisyah menjawab : Rosulullah SAW sholat, tidak lebih dari 11 rokaat baik di bulan Romadhan dan di bulan yang lainnya Beliau sholat 4 rokaat , jangan kamu tanya tentang bagus dan lamanya kemudian sholat 4 rokaat , jangan kamu bertanya tentang bagus dan lamanya lalu sholat 3 rokaat.

HR Bukhari 3 : 5, Fathul Bari 3 : 40 No 1137, Al Mutta 1 : 76 No 259, Abu Daud 2 : 40 No 1351,
At Tirmidzi 1 : 442 No 439, An Nasai 3 : 233 No 169, Muslim 1 : 329 No 738.

Sholat 4 + 4 + 3 ini selain merupakan salah satu pilihan dari beberapa kaifiyat sholat witir, tahajjud, atau qiyamul lail, juga merupakan kaifiyat khusus untuk tarawih ( Qiyamu Romadhan). Hal ini berdasarkan beberapa alasan:

1. Tidak ada satu dalilpun yang jelas dan tegas untuk tarawih selain 4 + 4 + 3
2. Aisyah lebih mengetahui dari semua manusia tentang sholat malamnya Nabi SAW baik di Romadhan atau di luar Romadhan
3. Abu Salamah Bin Abdur Rahman menanyakan secara khusus kepada Aisyah tentang kaifiyat sholat tarawihnya Nabi SAW dengan pertanyaan “ Bagaimanakah tata cara sholat nya Rosulullah SAW di bulan Romadhan”
4. Abu Salamah Bin Abdur Rahman bertanya kepada Aisyah dua kali yaitu tentang sholat tahajjudnya Nabi dan tentang tarawih.
5. Aisyah bukan hanya shohibul hikayat (bercerita) tapi juga sebagai shohibul waqi’ (pelaku tarawih 4+4+3)
6. Dalil tarawih 4+4+3 bersifat qothiyud dlilalah (penunjukkannya pasti) karena selain dengan pertanyaan yang khusus dari Abu Salamah Bin Abdur Rahman kepada Aisyah juga ada penunjukkan yang pasti yaitu dengan kalimat “fi Romadhan”
7. Jika tarawih menggunakan dalil Qiyamul lail lalu kaifiyat yang mana yang akan diambil dari sekian banyak kaifiyat yang ada bahkan untuk mengamalkan dengan dalil sholatul lail matsna-matsna pun harus mengamalkan semua dalil matsna-matsna yang ada.
8. Sholat tarawih selain 4 + 4 + 3 dengan dalil sholatul lail matsna-matsna atau dengan dalil qiyamul lail tidak cukup kuat untuk dijadikan alasan sholat tarawih karena semua dalilnya bersifat zhoniyud dlilalah (penunjukannya tidak pasti).sebab yang namanya sholatul lail mungkin Romadhan mungkin juga bukan Romadhan.Dalam Kaidah Ushul Fiqih:” sesuatu yang belum pasti dapat digugurkan dengan sesuatu yang sudah pasti” karena kaifiyyat yang lain selain 4-4-3 belum tentu untuk Ramadhan, tetapi 4-4-3 sudah pasti untuk Ramadhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kami hanya menjawab KOMENTAR yang menuju PERBAIKAN